Rabu, 13 Juni 2012

The Survivors #5

chapter 5

The Survivors #5

The Doctor


            Dokter itu lalu menyuntikkan vaksin ke tubuh thomas dan menutup lukanya dengan perban.

"siapa kau?"
"aku Joe Murphy dari institut Neotech, aku disini sebagai bagian penanganan medis di rumah sakit Nestwood."
"lalu kenapa kau kesini?"
"aku yakin infeksi ini dapat disembuhkan, lalu aku kesini untuk mencari tau penyebabnya dan aku melumpuhkan virus itu dan menjadikannya vaksin"
"aaarrgghhh...... kenapa vaksinmu rasanya sakit sekali?"
"vaksin ini belum pernah diuji dan baru kau yang menggunakannya"
"kau menjadikan ku kelinci percobaan?"
"bukan begitu, aku melihat kau tergigit jadi kugunakan sebagai kesempatan untuk menguji vaksin ini"
"kenapa kau tak menambahkan morfin?"
"ah... itu dia. morfin. morfin bisa menghilangkan rasa sakit, pasti kau seorang yang terpelajar"
"bukan, dulu aku seorang pecandu, aku pernah dipenjara karena membawa lintingan ganja"
"............."
"baiklah, sekarang kita keluar mencari toko obat, barang kali mereka punya morfin atau sejenisnya"

          Kami pergi mencari toko obat terdekat, suasana di kota Nestwood sama saja  dengan kota kami Westwood, sepi, angker, dan membuat bulu kuduk merinding, kami berjalan sambil menembaki setiap zombie yang kami temui. sampai di toko obat dan kami langsung mengambil beberapa obat dan morfin yang joe butuhkan, setelah itu kami diajak joe ke apartemennya.

"kau yakin apartemen ini aman?"
"disini aman, tenang saja. aku sudah mengunci setiap sisi di apartemen ini"
"disini gelap"
"oh iya, aku lupa menyalakan generatornya, sebentar, aku kebawah dulu menyalakan generatornya"
"nah, begini lebih baik"
"oke, sekarang kita ke apertemenku di lantai 9"

         Apartemen joe cukup mewah, bahkan lobbynya sangat besar dengan lampu gantung yang bergaya klasik. pintu liftnya pun dihias dengan ukiran benilai seni tinggi.

"ini dia, rumahku surgaku"
"ruanganmu berantakan juga ya"
"aku jarang membereskan tempat ini, ayolah.... anggap saja rumah sendiri"
"kau punya sesuatu untuk dimakan?"
"hanya ada makanan kaleng dan makanan instan"
"Wow.... kau punya root beer juga di kulkas"
"ambil saja kalau mau"
"kau bisa bertahan hidup selama berminggu-minggu disini"
"ya, tapi kita tidak bisa disini selamanya, kau mau hidup bersama ribuan zombie haus darah dan kanibal di luar sana?"
"kau benar, kita harus cari bantuan secepatnya!"
"ada markas militer di sudut kota, tapi jaraknya sangat jauh dari sini"
"lalu kita kesana dengan apa?"
"lewat jalan besar tentunya, tapi itu membutuhkan waktu berjam-jam kalau jalan kaki"
"tidak ada cara lain, kalau naik mobil pun percuma karena jalanan ditutupi mobil-mobil yang parkir sembarangan"
"hahahahahahahaha"

          Kami bermalam di apartemen joe untuk beristirahat dan mempersiapkan barang yang akan dibawa. semua alat komunikasi tidak berfungsi karena stasiun pemancar rusak akibat serangan zombie beberapa hari yang lalu. kami benar-benar terisolasi dari dunia luar. pagi harinya kami meninggalkan apartemen joe dan berjalan menuju markas militer. dan ketika berada di ujung jalan....

"Sial, jalan ini diblokir"
"bagaimana ini? apa ada jalan lain?"
"tidak ada lagi. ini satu-satunya"
"Lihat! ada subway disana"
"Bagus, mungkin ini tembus ke sebrang jalan"
"Sial gerbangnya dikunci"
"Minggir!" (DORRR DORRR...)
"nah sekarang baru bisa"

        Kami berjalan menysuri terowongan subway yang entah berapa panjangnya.

To be continued....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar